Delapan orang
pelaku penembakan dari Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) yang selama ini
melakukan aksi penembakan dan pembantaian di wilayah Kabupaten Lanny Jaya, kini
telah masuk dalam daftar Pencarian Orang (DPO) oleh Kepolisian Daerah
Papua.
Wakil Kepala
Kepolisian Daerah Papua, Brigjen Pol. Paulus Waterpauw mengatakan, delapan
orang tersebut, empat diantaranya merupakan aktor utama yang diduga merupakan
Pimpinan Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) yang selama ini beroperasi di
wilayah Kabuapten Lanny Jaya.
“Keempat orang
yang ditetapkan DPO ini diantaranya, EW, PW, RW dan TW. Sedangkan untuk empat
orang lainnya merupakan pengikut dan mereka juga bagian dalam aksi itu.
Wakapolda
mengemukakan bahwa sebelumnya, Kapolda telah memberikan batas waktu kurang
lebih 1 sampai 2 minggu untuk mengungkap kasus ini dengan mengumpulkan
bukti-bukti. “Dari bukti-bukti itu dan akhirnya kita menetapkan delapan orang
sebagai DPO dan identitas mereka sudah diketahui,” ujarnya.
Dikatakan teggang
waktu yang sempat disampaikan Kapolda Papua karena membutuhkan bukti-bukti
lain. “Untuk menetapkan seseorang menjadi tersangka harus dilengkapi dengan
laporan polisi dan bukti bukti lain,” tuturnya.
Meski demikian,
kata Wataerpauw, Polda Papua masih melakukan upaya penegakan hukum, walaupun
kelompok ini sudah menyingkir jauh dari jalur-jalur yang selama ini menjadi
sasaran penyerangan mereka. Ia menjelaskan, saat ini jalur-jalur ekonomi yang
selama ini menjadi sasaran mereka kini telah dikuasai aparat, termasuk jalur
transportasi darat dan ini yang jadi jadi sasaran utama. “Karena telah dikuasai
aparat jalur tersebut, maka saat ini masyarakat sudah bisa manfaatkan jalur.
Tentu masih ada satu dua gangguan yang sifatnya sporadis tapi itu
jauh,”jelasnya.
Untuk menjaga
situasi keamanan di wilayah itu, lanjut Waterpauw, sudah dibangun pos di
sepanjang jalur antar distrik mulai dari Distrik Makki, Indawa, Pirime dan
Distrik Tiom.
Ditanya soal
adanya informasi penambahan pasukan dari Brimob Kelapa Dua, Waterpauw
membantah. “Itu bukan penambahan pasukan tapi pergantian pasukan brimob,”
terangnya.
Mengenai rencana
Tokoh Gereja melakukan pertemuan terhadap kelompok tersebut, Waterpauw
mengungkapkan, sejumlah tokoh gereja ini turun untuk bertemu dengan anggota
KKB. Namun namun tidak menemukan kesepakatan karena situasional.
Sebenarnya,
sambung Waterpauw, kehadiran tokoh-tokoh hanya untuk menjelaskan dan duduk
bersama tentang persoalan pasca kejadian apa yang terjadi dan ternyata gayung
bersambut mereka merasa bertanggung jawab secara umat. “Jadi mereka
inisiatif untuk melaukan upaya pendekatan karena itu bagian tugas mereka juga
dari sisi lain untuk memberikan kesadaran kepada anggota kelompok ini,”
paparnya.
Bahkan, tambah
dia, ada kekhawatiran dari pihak aparat jangan sampai setelah bertemu kelompok
ini justru melakukan upaya lain, sehingga memberikan saran jangan sampai saling
bertemu langsung.
“Yang kita
khawatirkan jangan sampai mereka disekap, atau mereka melakukan loby yang lain.
Kalau dibilang gagal tidak karena persoalannya situasi cukup rawan,”sambungnya.
(SP/99)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar