Senin, 01 September 2014

8 Kriminal Bersenjata Ditetapkan Jadi DPO





Delapan orang pelaku penembakan dari Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) yang selama ini melakukan aksi penembakan dan pembantaian di wilayah Kabupaten Lanny Jaya, kini telah masuk dalam daftar Pencarian Orang (DPO) oleh Kepolisian Daerah Papua.

Wakil Kepala Kepolisian Daerah Papua, Brigjen Pol. Paulus Waterpauw mengatakan, delapan orang tersebut, empat diantaranya merupakan aktor utama yang diduga merupakan Pimpinan Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) yang selama ini beroperasi di wilayah Kabuapten Lanny Jaya.

“Keempat orang yang ditetapkan DPO ini diantaranya, EW, PW, RW dan TW. Sedangkan untuk empat orang lainnya merupakan pengikut dan mereka juga bagian dalam aksi itu.

Wakapolda mengemukakan bahwa sebelumnya, Kapolda telah memberikan batas waktu kurang lebih 1 sampai 2 minggu untuk mengungkap kasus ini dengan mengumpulkan bukti-bukti. “Dari bukti-bukti itu dan akhirnya kita menetapkan delapan orang sebagai DPO dan identitas mereka sudah diketahui,” ujarnya. 

Dikatakan teggang waktu yang sempat disampaikan Kapolda Papua karena membutuhkan bukti-bukti lain. “Untuk menetapkan seseorang menjadi tersangka harus dilengkapi dengan laporan polisi dan bukti bukti lain,” tuturnya. 

Meski demikian, kata Wataerpauw, Polda Papua masih melakukan upaya penegakan hukum, walaupun kelompok ini sudah menyingkir jauh dari jalur-jalur yang selama ini menjadi sasaran penyerangan mereka. Ia menjelaskan, saat ini jalur-jalur ekonomi yang selama ini menjadi sasaran mereka kini telah dikuasai aparat, termasuk jalur transportasi darat dan ini yang jadi jadi sasaran utama. “Karena telah dikuasai aparat jalur tersebut, maka saat ini masyarakat sudah bisa manfaatkan jalur. Tentu masih ada satu dua gangguan yang sifatnya sporadis tapi itu jauh,”jelasnya.

Untuk menjaga situasi keamanan di wilayah itu, lanjut Waterpauw, sudah dibangun pos di sepanjang jalur antar distrik mulai dari Distrik Makki, Indawa, Pirime dan Distrik Tiom. 

Ditanya soal adanya informasi penambahan pasukan dari Brimob Kelapa Dua, Waterpauw membantah. “Itu bukan penambahan pasukan tapi pergantian pasukan brimob,” terangnya.

Mengenai rencana Tokoh Gereja melakukan pertemuan terhadap kelompok tersebut, Waterpauw mengungkapkan, sejumlah tokoh gereja ini turun untuk bertemu dengan anggota KKB. Namun namun tidak menemukan kesepakatan karena situasional. 

Sebenarnya, sambung Waterpauw, kehadiran tokoh-tokoh hanya untuk menjelaskan dan duduk bersama tentang persoalan pasca kejadian apa yang terjadi dan ternyata gayung bersambut  mereka merasa bertanggung jawab secara umat. “Jadi mereka inisiatif untuk melaukan upaya pendekatan karena itu bagian tugas mereka juga dari sisi lain untuk memberikan kesadaran kepada anggota kelompok ini,” paparnya. 

Bahkan, tambah dia, ada kekhawatiran dari pihak aparat jangan sampai setelah bertemu kelompok ini justru melakukan upaya lain, sehingga memberikan saran jangan sampai saling bertemu langsung.

“Yang kita khawatirkan jangan sampai mereka disekap, atau mereka melakukan loby yang lain. Kalau dibilang gagal tidak karena persoalannya situasi cukup rawan,”sambungnya. (SP/99)



Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Entri Populer