Situasi pasca Pemilihan Presiden (Pilpres) 2014 Puncak
Jaya, Papua relatif aman, namun situasi tersebut diusik sekelombok gerombolan bersenjata.
Aksi penghadangan dan pembakaran disertai penembakan terjadi pada Rabu 16 Juli
2014 pukul 14.15 Wit. Mobil lajuran Wamena-Mulia yang mengarah ke Kampung Kalome
dan Kampung Dangobak yang sedang membawa bahan sembako untuk masyarakat
dihadang dan ditembaki. Kejadian tersebut mengakibatkan korban sipil, 2 orang
sopir meninggal dunia ditempat dan 1 orang luka-luka serta 4 mobil Merk
Mitsubishi Strada dibakar.
Kedua korban yang meninggal
dunia atas nama saudara Kallo umur 30 tahun terkena luka tembak dibagian kepala
dan saudara Laksamana umur 24 tahun serta 1 orang yang terkena luka tembak
dibagian pantat atas nama saudara Bahar umur 40 tahun.
Aksi brutal penembakan yang
dilakukan gerombolan bersenjata yang ditujukan kepada kelompok pedagang pasar tersebut
untuk melemahkan perekonomian di kawasan pegunungan tengah Papua. Indikasinya
adalah serangan yang dilakukan kelompok tersebut tertujun kepada para pedagang
yang hendak membawa bahan makanan ke dan dari Wamena-Puncak Jaya. Sehingga
angkutan dapat berhenti operasi dalam waktu yang lama, yang pada akhirnya
terjadi kenaikan harga luar biasa di Puncak Jaya. Lebih jauh lagi, sebagai
akibat dari melonjaknya harga pangan di Puncak Jaya, maka kelompok bersenjata
tersebut menuduh pemerintah tidak melaksanakan pembangunan di Puncak Jaya.
Polisi menduga pelaku
penembakan iring-iringan mobil sembako di Puncak Jaya, Papua adalah kelompok
bersenjata lama. Tim gabungan TNI-Polri dipimpin Kasat Reskrim Polres Puncak
Jaya, AKP Muh Arief diterjunkan untuk mengejar pelaku dengan membawa 2 mobil
anti peluru dan 1 ambulans milik Kodim. (SP/99)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar