Senin, 29 September 2014

PEMERINTAH PAPUA DAN SELURUH ELEMEN MASYARAKAT SEPAKAT MENOLAK KEBERADAAN OPM DI TANAH PAPUA



Jayapura – Pemerintah Papua dan Papua Barat serta seluruh elemen masyarakat menolak keberadaan Tentara Pembebasan Nasional Organisasi Papua Merdeka (TPN/OPM) yang kerap membuat ulah di wilayah Kabupaten Puncak. Pemerintah Kabupaten Puncak yang diikuti Bupati, Wakil Bupati, Tokoh Adat, Agama, serta Tokoh Kepemudaan, dan TNI/Polri mengelar pertemuan yang berlangsung selama 5 jam, mulai pukul 12.00-17.00 WIT pada Sabtu (27/9).

Pertemuan yang membahas mengenai keberadaan Tentara Pembebasan Nasional Organisasi Papua Merdeka (TPN/OPM) yang kerap ada di wilayah Kabupaten Puncak membuat pemerintah Kabupaten Puncak, Papua Barat mengambil berbagai cara guna menangkal paham Organisasi Papua Merdeka (OPM). 

Dalam pertemuan tersebut menghasilkan kesepakatan yang dikeluarkan dari seluruh elemen masyarakat dengan pemerintah setempat. Ada empat poin kesepahaman yang dikeluarkan, yaitu :
1.    Masyarakat menolak keberadaan OPM di wilayah Kabupaten Puncak.
2. Mendukung penuh aparat untuk menjaga keamanan ketertiban masyarakat di Kabupaten Puncak.
3.  Membangun pos pengamanan TNI/Polri guna menjaga keamanan dan ketertiban masyarakat sekitar.
4.   Menerapkan denda adat Rp 2 miliar apabila ada warga atau pihak keluarga yang terlibat OPM di Kabupaten Puncak yang diketahui membunuh anggota TNI/Polri yang berjaga di kawasan tersebut.

Bupati Puncak, Williem Wandik, SE, M. Si menegaskan keterlibatan masyarakat apabila ada anggota keluarga masyarakat Kabupaten Puncak atau pihak yang ikut terlibat dalam pembunuhan TNI/Polri yang sedang bertugas akan diproses sesuai ketentuan hukum yang berlaku dan rela membayar denda adat Rp 2 miliar.

Hal senada juga disampaikan Kabid Humas Polda Papua Kombes Sulistyo Pudjo bahwa apabila ada anggota keluarga masyarakat Kabupaten Puncak yang membunuh TNI/Polri akan didenda adat Rp 2 miliar dan diproses sesuai ketentuan hukum yang berlaku. Jika tidak membayar denda adat tersebut maka akan diusir dari wilayah Kabupaten Puncak.

Pertemuan dan kesepakatan yang dihasilkan itu merupakan buah dari kekesalan masyarakat terhadap keberadaan OPM di Kabupaten Puncak. Masyarakat semakin tahu kelompok kejahatan bersenjata mengganggu aktifitas mereka. Warga jadi susah mencari makan, harga-harga kebutuhan dipaksa jual mahal di puncak dan ini merugikan warga.

Masyarakat di wilayah Lani Jaya juga sepakat menolak OPM di wilayahnya. Masyarakat Lani Jaya jika melihat ada TPN/OPM yang masuk wilayah mereka  akan melempari dengan batu dan mengusirnya. (SP/99)

Kamis, 25 September 2014

MANUNGGALNYA TNI DAN RAKYAT DI TANAH PAPUA, KODAM XVII/CENDERAWASIH TERIMA TANAH ADAT



JAYAPURA - Kepemimpinan Panglima Kodam XVII/Cenderawasih Mayjen TNI Drs. Christian Zebua, M.M, berbuah manis, ini terbukti masyarakat Papua sangat menghargai dan menghormati dengan diselenggarakan acara penyerahan tanah adat kepada Kodam XVII/Cenderawasih pada hari selasa, 23 September 2014 bertempat di Kampung Harapan, Distrik Sentani, Papua. 

Seluruh masyarakat Papua acungkan jempol kepada Pangdam Zebua, masyarakat tidak akan bisa melupakan kepemimpinan Pangdam Zebua. Pangdam sangat profesional dalam melaksanakan tugasnya di Papua, beliau mampu menyelesaikan masalah dengan cara pendekatan persuasif, dalam berbagai peristiwa baik konflik horizontal maupun konflik vertikal. 

Dalam acara tersebut Pangdam XVII/Cenderawasih sangat terharu dan mengucapkan banyak terimakasih kepada seluruh masyarakat Papua, karena masyarakat Papua sangat dekat dan mempercayai TNI, sehingga keberadaan prajurit Kodam XVII/Cenderawasih sebagai Prajurit Ksatria Pelindung Rakyat dapat diterima keberadaannya ditengah-tengah masyarakat Papua. Masyarakat memberikan hibah tanah seluas 10.000 M² yang terletak di kampung Harapan Distrik Sentani Timur Kebupaten Jayapura dan 5.000 M² di Jalan baru Distrik Heram Kota Jayapura.

Pangdam dan seluruh Prajurit Ksatria Pelindung Rakyat Kodam XVII/Cenderawasih akan menjaga amanah yang telah diberikan rakyat Papua dengan sebaik-baiknya dalam mewujudkan kondisi aman dan damai di tanah Papua. Beliau mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Pemerintah Daerah, Tokoh Adat, Tokoh Agama, Tokoh Masyarakat dan seluruh lapisan masyarakat yang selama ini telah membantu dan mendukung menciptakan kedamaian di Tanah Papua serta penyerahan hibah tanah kepada Kodam XVII/Cenderawasih.

Bapak Bupati Jayapura Mathius Awoitauw, SE, M.Si, dalam amanatnya menyampaikan bahwa Tanah bagi orang sentani, merupakan kehidupan bagi kelangsungan hidup masyarakat. Penyerahan tanah kepada Kodam ini merupakan harapan untuk bersama-sama membangun kehidupan di tanah Papua yang baik untuk menuju masa depan yang lebih baik.

Kodam XVII/Cenderawasih dan Pangdam dimata masyarakat sangat dekat karena masyarakat Papua merasakan suatu kedekatan kekeluargaan dan persaudaraan. Silahturahmi Pangdam dengan masyarakat Papua sangat dirasakan masyarakat Papua terutama masyarakat Sentani, Pangdam selalu beribadah bersama-sama masyarakat Papua. Beliau selalu menghadiri kegiatan-kegiatan festifal dan selalu memberikan dukungan, Keberadaan Pangdam di tengah-tengah masyarakat tidak dapat dilupakan. Masyarakat Papua berharap pengganti Pangdam Zebua dapat meneruskan kesuksesan dan keberhasilan meenuju Papua bangkit, mandiri dan sejahtera. (SP/99)

ANGGOTA TNI TERBAIK ASAL PAPUA TEWAS DI ILAGA PUNCAK JAYA, PAPUA



 Kelompok Sipil Bersenjata (KSB) berulah kembali diwilayah Ilaga Puncak Jaya, Papua yang mengakibatkan tewasnya putra terbaik asal Papua Pratu Abraham Rumadas pada tanggal 25 September 2014.

Pratu Abraham Rumadas asal Biak, Papua yang merupakan anggota TNI Yonif 751/Raider yang bertugas di daerah Ilaga. Penembakan itu terjadi sekitar pukul 10.00 WIT yang dilakukan oleh Kelompok Sipil Bersenjata (KSB) terhadap anggota TNI dari Yonif 751/Raider yang sedang bertugas membantu pengamanan pelantikan Kepala Distrik Ilaga Puncak Jaya. Akibat kejadian tersebut satu anggota TNI meninggal di tempat korban meninggal dunia terkena tembakan di bagian kepala.

Kejadian bermula ketika anggota Yonif 751/Raider sedang bertugas membantu pengamanan pelantikan Kepala Distrik Ilaga Kabupaten Puncak Jaya, sedang mengambil logistik di pasar Ilaga, tiba-tiba dari Kelompok Sipil Bersenjata (KSB) menembaki anggota TNI Yonif 751/Raider yang mengakibatkan korban meninggal dunia.

Korban dievakuasi ke Puskesmas terdekat di Ilaga, Dari kejadian tersebut anggota dari Yonif 751/Raider lainnya melakukan pengejaran serta penutupan akses masuk menuju Ilaga. Pengejaran yang dilakukan anggota Yonif 751/Raider dihadang oleh Kelompok Sipil Bersenjata (KSB) dan terjadi kontak tembak. Pangdam XVII/Cenderawasih Mayjen TNI Drs.Christian Zebua M.M mengintruksikan kepada seluruh prajurit yang bertugas di daerah konflik agar lebih hati-hati dan waspada dalam membaca situasi terlebih di sekitar pos–pos tempat bertugas serta selalu meningkatkan kewaspadaan.

Pangdam XVII/Cenderawasih dan keluarga besar Prajurit Kodam XVII/Cenderawasih berduka cita yang mendalam kepada keluarga Almarhum. Jenazah akan segera dievakuasi dari Ilaga, Papua menuju ke Sentani, Jayapura dan akan disemayamkan di Markas Yonif 751/Raider asal satuannya bertugas. (SP/99)

Entri Populer