Masyarakat Papua sangat bangga
dan yakin akan arti penting bahwa Pancasila merupakan dasar dan ideologi
negara, falsafah hidup, juga sebagai alat pemersatu bangsa yang “Bhinneka
Tunggal Ika” di tengah era globalisasi yang penuh dengan dinamika dan fenomena
kehidupan baru.
Mencermati isu-isu yang
berkembang akhir-akhir ini, terdapat beberapa isu negatif yang menerpa
kehidupan masyarakat Papua, diantaranya penembakan terhadap tukang ojek di
Kampung Wuyuneri, Kabupaten Puncak Jaya, Papua yang terjadi Selasa (7/1/2014) lalu, penembakan pesawat maskapai Susi Air oleh kelompok sipil
bersenjata di kawasan Mulia, Papua Pesawat itu
hendak keluar dari Mulia menuju Nabire, Papua terjadi pada hari selasa,
7/1/2014 sekitar pukul 12.00 WIT, kontak
tembak terjadi antara pasukan TNI dari Batalyon 751 Raiders dengan kelompok
sipil bersenjata, di Kabupaten Puncak Jaya Papua, Jumat (24/1/2014). Pada saat
kontak terjadi, satu anggota dari kelompok sipil bersenjata tewas dan
disita satu pucuk senjata api, satu anggota TNI juga gugur atas nama prajurit
satu Sugiarto. Aparat keamanan gabungan TNI – Polri melakukan penangkapan
terhadap anggota TPN – OPM atas nama Oki Talenggeng dari kelompok Yambi Distrik
Mulia pada Minggu 26 Januari 2014 di daerah Kp. Dondobaga Distrik Mulia Puncak
Jaya. Kelompok TPN OPM tersebut berlari kabur setelah melakukan penembakan
terhadap aparat TNI – Polri, ada yang melarikan ke ketinggian dan untuk Oki
Talenggeng salah satu anggota TPN OPM berlari masuk ke dalam yang diperkirakan
membawa senjata dan bersembunyi didalam gereja. Kemudian pihak keamanan
gabungan TNI- Polri mengepung gereja dan menunggu sampai kegiatan agama
selesai. Pada Jumat 7 Februari 2014 pukul 07.00 WIT di Kampung Kulirik Puncak
Jaya KKB kelompok Yambi pimpinan Leka Talenggen melakukan pembakaran Honai
milik masyarakat. Perlu disadari bahwa perbuatan
segelintir masyarakat yang berbeda paham tersebut telah merusak
kredibilitas dan citra Papua, yang selama ini Papua terkenal akan kedamaian
maasyarakat dan keindahan alamnya.
Hal
ini tidak boleh terjadi, “karena nila setitik, maka rusak susu sebelanga”. Oleh
karena itu kepada seluruh masyarakat
Papua dimanapun berada untuk berjalan, bergandeng tangan dan bekerja di atas peraturan
pemerintah. Mari kita jaga nama baik Papua serta senantiasa membangun Tanah
Papua dalam bingkai Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar