Senin, 10 Februari 2014

TNI-Polri Berhasil Gagalkan Pergerakan OPM di Mulia

Aksi kelompok TPN/OPM yang ingin melakukan penembakan terhadap aparat TNI/ Polri, dan masyarakat sipil serta pesawat pengangkut logistik di Bandara Mulia, Kabupaten Puncak Jaya dengan posisi berada pada ketinggian, dari arah pintu angin, tepatnya di Kampung Dongobaga Kurilik berhasil digagalkan aparat TNI dan Polri, Sabtu (8/2)  siang sekitar pukul 11.30 WIT.

Kepala Bidang Hubungan Masyarakat (Kabid Humas) Polda Papua, Kombes (Pol) Sulistyo Pudjo Hartono, S.Ik., mengungkapkan, awalnya mendapat informasi dari masyarakat bahwa, Kelompok Kriminal Bersenjata tiba-tiba muncul di atas ketinggian arah pintu Bandara Mulia, tepatnya di Kampung Dondobaga Kurilik bersebelahan dengan Kampung Muara Mulia, yang rencanana akan melakukan aksi penembakan ke arah Bandara.

Dari informasi itu, tim gabungan TNI/Polri dengan jumlah pasukan sebanyak 60 personil dengan delapan mobil, yang dipimpin langsung Kapolres Puncak Jaya, AKBP Marselis dan Kasdim langsung menuju ke lokasi kejadian untuk menangkap dan menggagalkan aksi mereka. 

Setibanya di ujung Kampung Dondobaga, kelompok tersebut langsung melakukan penembakan dan aparat pun melakukan pembalasan, namun mereka sempat melarikan diri. Meski melarikan diri, aparat TNI/Polri  terus melakukan pengejaran hingga sampai di ketinggian tempat keberdaaan kelompok KKB tersebut.
“Kontak senjata sempat terjadi kurang lebih satu jam dan kelompok mereka tidak berhasil ditangkap karena mereka melarikan diri, sementara korban jiwa dari Tim gabungan TNI/Polri tidak ada,” kata Pudjo, Sabtu (8/2) pekan kemarin melalui telephone selulernya. 

Meski tidak berhasil menangkap salah satu kelompok kriminal bersenjata itu, Pudjo menegaskan, aparat keamanan terus melakukan pengamanan agar aktifitas masyarakat Kabupaten di Puncak Jaya terus berjalan tanpa ada gangguan-gangguan dari kelompok tersebut.

Pudjo mengemukakan, tujuan keberadaan KKB di atas ketinggian arah pintu angin Bandara Mulia, Kabupaten Puncak tersebut untuk jalur transportasi yang keluar masuk pesawat pengangkut logistik. Sebab, ketika jalur transporasi udara maupun transportasi darat terus diganggu, maka akan berdampak pada mahalnya harga bahan pokok.

Ditegaskan, setiap teror dan aksi yang dilakukan oleh KKB membuat para Sopir kendaraan  yang mengangkut bahan makanan pokok dari Wamena ke Kabupaten Puncak Jaya merasa ketakutan, sehingga satu-satunya jalur pengangkut logistik maupun bahanan makanan ke Puncak Jaya hanya menggunakan pesawat.
“Itu yang saya sampaikan merupakan teror secara  ekonomi kepada masyarakat  di Kota Mulia atau di desa-desa di Puncak Jaya tidak gampang lagi mendapatkan kebutuhan pokok,” tukasnya.

Oleh karena itu, lanjutnya, TNI dan Polri wajib melindungi hak hidup bagi seluruh masyarakat Kabupaten Puncak Jaya untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari mereka, sehingga setiap ada gangguan terhadap keamanan oleh KKB akan di respon dengan upaya penegakan hukum untuk menangkap para pelakunya. 

Namun tanpa bantuan dari masyarakat, aparat TNI/Polri untuk mencegah pergerakan maupun penangkapan terhadap para pelaku tidak akan bisa terjadi. “Oleh karena itu, kami berharap ada bantuan masyarakat untuk membantu memberikan informasi kepada aparat keamanan yang bertugas di daerah tersebut,” harapnya 
Sementara itu, pasca terjadinya penembakan dari KKB hingga masyarakat dari Kampung Kurilik mengungsi ke Kota Mulia, mendapat perhatian serius dari Pemerintah Kabupaten Puncak Jaya dengan menyerahkan bantuan beras sebanyak 500 kg dan uang tunai sebesar Rp200 juta.


“Bantuan yang kami serahkan dari Pemerintah Kabupaten Puncak Jaya ini untuk meringankan beban masyarakat, karena harga sembako pasca terjadi penembakan baru-baru sangat tinggi,” ungkap Kabag Humas Kabupaten Puncak Jaya, Akbar Fitrianto saat dihubungi Bintang Papua, Minggu (9/2) kemarin.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Entri Populer