Plt. Kepala Kantor Komnas HAM Perwakilan Papua Frits
Ramandey,S.Sos,MH mengecam aksi penembakan yang terjadi pada hari Jumat (30/5)
lalu di Kabupaten Lanny Jaya yang menyebabkan seorang anggota Kepolisian BKO Polres
Lanny Jaya Bripda Irvan meninggal dunia.
Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM) Perwakilan Papua
menyampaikan kepada seluruh Panglima Organisasi Papua Merdeka (OPM), baik yang
ada di wilayah pegunungan tengah, seperti di Lanny Jaya, di wilayah pesisir
pantai, perbatasan stop bikin kekerasan, cara-cara kekerasan yang dilakukan
terhadap aparat TNI/Polri dan warga sipil harus dihentikan, kekerasan sangat
ditentang oleh masyarakat internasional, dan tidak akan menyelesaikan masalah
malah akan melahirkan masalah baru. Komnas HAM mempunyai data, hampir 30 orang
menjadi korban, akibat dari aksi kekerasan sipil bersenjata.
Perlu diingat pemilihan umum presiden (pilpres) tanggal 9 Juli
2014 mendatang merupakan tanggug jawab dan hak setiap warga Negara untuk
berpartisipasi untuk mengunakan hak suaranya memilih pemimpin Indonesia dan
menjaga keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia tegas,’’ Frits Ramandey.
Komnas Ham yakin Polda Papua dengan jaringan dan peralatan yang
sangat canggih mampu mengidentifikasi siapa pelaku penembakan di Lanny Jaya,
peristiwa penembakan terjadi di tengah masyarakat, potensi untuk diindetifikasi
sangat mudah dan polisi sudah mengetahui siapa aktor dibalik penembakan ini.
Polda Papua mengedepankan pendekatan-pendekatan yang persuasif, namun
disayangkan pendekatan seperti ini, malah sering disalahartikan oleh
kelompok-kelompok yang berbeda pandang dengan NKRI.
Wakapolda Papua, Brigjen Pol. Drs. Paulus Waterpauw menegaskan
pelaku penembakan terhadap Brigpol (anumerta) Irvan diindikasi salah satu
anggota dari kelompok PW yang sering mengganggu keamanan di Lanny Jaya. Kapolda
Papua telah telah menunjuk Direskrimum, Kasat Brimob Polda Papua, termasuk
Kapolres setempat untuk segera mengejar pelaku. Pelakunya sudah jelas kalau yang
di atas siapa lagi kalau bukan anggota Kelompok Bersenjata yang berinisial PW,
kelompok PW yang ada di sana dipastikan berjumlah lebih dari 10 orang karena
telah ada pembagian tugas dan spesifikasi tersendiri. Tim operasi yang dipimpin
oleh Disreskrimum akan menyelidiki kasus tersebut hingga bisa diungkap siapa
sebenarnya dalang di balik penembakan tersebut. (SP/99)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar