Ketua
Umum Badan Pelayan Pusat Persekutuan Gereja-gereja Baptis Papua, Socratez
Sofyan Yoman menegaskan sebagai hamba Tuhan, setiap orang mempunyai hak Demokrasi
untuk memilih dalam pemilihan umum tanggal 9 Juli 2014 mendatang, demokrasi itu
tumbuh dengan tidak ada paksaan. Memilih tergantung dari masing-masing sesuai
dengan hati nuraninya.
Memboikot
pemilu adalah cara-cara lama yang tidak patut diterapkan di Papua, karena dapat
menciderai hak asasi setiap orang. Rakyat Papua harus diberikan kebebasan
memilih tanpa rasa takut. Siapapun yang dipilih dalam pemilihan nanti itu
merupakan hak pribadi setiap individu untuk memilih pemimpin Bangsa Indonesia.
Diera
globalisasi saat ini dengan keterbukaan informasi dan komunikasi rakyat
sudah pintar menentukan pilihan yang sesuai dengan hati nuraninya
masing-masing. Setiap orang dapat mengakses informasi tentang Pilpres di semua media
massa, baik media cetak ataupun media sosial lainnya.
Menurut
Soyan Yoman, memboikot Pilpres tidak sesuai dengan alam Demokrasi di Papua saat
ini, nilai-nilai demokrasi yang menjunjung tinggi kebebasan berpendapat dan
berekpresi merupakan hak rakyat Papua. Secara tidak langsung rakyat akan
memilih pemimpin bangsa Indonesia yang biasa membawa Papua menuju Papua Bangkit
Mandiri dan Sejahtera. Jangan ancam rakyat Papua yang dapat menimbulkan
ketakutan, biarkan dia memilih sesuai hati nuraninya. (SP/99)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar