Jumat, 12 Desember 2014

Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) Berupaya Gagalkan Perayaan Natal Nasional di Papua



Masyarakat Papua menanti Natal istimewa bersama Presiden Joko Widodo. Kunjungan Bapak Presiden ke Tanah Papua bersama rombongan direncanakan akan tiba di Jayapura pada tanggal 26 Desember 2014. Agenda kunjungan Presiden Jokowi di Papua, diantaranya akan berkunjung ke Wamena, Kabupaten Jayawijaya dan selanjutnya pada tanggal 27 Desember 2014 kembali ke Jayapura untuk meresmikan sejumlah pasar. Malam harinya Presiden Jokowi akan menghadiri Perayaan Natal Nasional dengan masyarakat Papua di Lapangan Lanud Jayapura.

Di Papua mayoritas penduduknya beragama Kristen, namun masyarakat Papua sangat menjunjung tinggi tolerasi umat beragama. Suasana menjelang akhir tahun di Tanah Papua sangat berbeda, berbagai ornamen natal menghiasi Kota Jayapura. Tema Natal Nasional ditahun 2014 “Berjumpa dengan Allah dalam Keluarga (Imamat 26:12)”. Pesan thema ini menjadi  jaminan bahwa Allah selalu menyertai setiap orang dan keluarga yang percaya akan nama Tuhan.

Situsi di Papua “ Bentukan “ KKB

Pdt. Socratez Sofyan Yoman menegaskan situsi di Papua diciptakan supaya terjadi konflik, termasuk kejadian di Paniai adalah strategi KKB untuk menciptakan konflik menjelang kunjungan Presiden Jokowi. Ini biasa terjadi di Papua, kalau ada Pejabat Negara mau datang, harus ada konflik, agar Pejabat Negara tidak jadi datang ke Papua.

Situasi sengaja diciptakan oleh KKB untuk mendapatkan perhatian dunia Internasional, KKB selalu meresahkan masyarakat agar perayaan Natal Nasional batal di selengarakan di Tanah Papua. Yoman menegaskan kunjungan Jokowi ke Papua untuk menghadiri perayaan Natal, karena Presiden ingin berada ditengah-tengah masyarakat Papua.

Hal senada juga disampaikan Bupati Puncak Willem Wandik terkait aksi brutal yang dilakukan KKB di Puncak Jaya pada hari Rabu, tanggal 03 Desember 2014 pagi sekitar pukul 09.00 WITyang menewaskan anggota Brimob Polda Papua, Aipda Thomson Siahaan dan Bripda Everson.  Bupati Willem menilai, pelaku penembakan tersebut tidak memiliki kasih dan mereka harus di denda sesuai dengan kesepakatan yang berlangsung pada bulan November lalu. Ada enam kesepakatan yang dilakukan terhadap para pelaku penembakan di sana. Kami tuntut Rp2 miliar. Kalau tidak pelakunya maka, kepada keluarganya. KKB tidak punya hati. Kami berupaya membangun daerah dan keluar dari ketertinggalan, keterisolasian tapi mereka mengacau sehingga perkembangan pembangunan semua macet. (SP/99)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Entri Populer