Selasa, 26 Agustus 2014

Wujudkan Papua Tanah Damai, SBY Ajak Rakyat Papua Jaga Kebersamaan dan Toleransi



Manokwari – Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) resmikan situs pekabaran Injil Pulau Mansinam di tanah Papua. Minggu (24/8).



Melalui momentum peresmian situs pekabaran Injil Pulau Mansinam, Presiden RI menyampaikan dirinya sungguh mencintai tanah Papua dan menyayangi rakyat di bumi Cenderawasih. Jadikan Mansinam sebagai perekat kebersamaan, Toleransi dan harmoni, kehidupan masyarakat yang tenteram dan damai akan terwujud manakala semua komponen masyarakat pandai membangun kebersamaan, toleransi dan harmoni. Jika tatanan itu menjadi sebuah tradisi yang selalu dipegang teguh, maka kehidupan yang aman dan damai akan selalu dirasakan masyarakat Indonesia, bahkan dunia. Karena itu, bangsa Indonesia harus bisa berdiri di depan dalam membangun dan mewujudkan kehidupan bangsa dan masyarakat yang aman dan damai. 

Presiden berharap kebersamaan, toleransi dan harmoni juga selalu tumbuh dan hidup di tanah Papua agar Papua terbebas dari perseteruan bahkan konflik-konflik. Oleh karena itu  di tanah Mansinam ini kita serukan kepada diri kita sendiri dan kita serukan kepada dunia, mari, agar dunia menjadi lebih tenteram, damai, adil dan sejahtera kita perkuat kebersamaan, toleransi dan harmoni diantara kita semua. Peradaban yang baik tidak hanya diukur dari tingkat pengetahuan dan kemajuan yang ada pada suatu masyarakat atau bangsa. Namun, harus juga  menggambarkan kehidupan yang cinta kedamaian, penuh kasih sayang, saling hormat menghormati dan kasih mengasihi, serta memiliki toleransi dan semangat untuk hidup rukun satu sama lain. Peradaban seperti itu bisa terwujud di tanah Papua melalui spirit yang terpancar dari Mansinam. Presiden menyakini, energi rohani yang bersumber dari Injil yang pertawa kali diwartakan di pulau Mansinam akan mampu menghadirkan pembaharuan besar dalam kehidupan masyarakat di tanah Papua, asalkan semua orang mau bertekad untuk mewujudkannya.

Dalam kesempatan itu, Presiden didampingi ibu negara Ani Yudhoyono, Menko perekonomian Chairul Tanjung, menteri pekerjaan umum Djoko Kirmanto, menteri perhubungan EE. Mangindaan, menteri lingkungan hidup Baltasar Kambuaya dan menteri pendidikan dan kebudayaan Muhamad Nuh. Masa tugas sebagai Presiden akan segera berakhir, pemimpin yang akan datang akan meneruskan semua ini sesuai dengan harapan semua rakyat Indonesia sehingga terwujud Papua tanah damai, Papua bangkit, mandiri dan sejahtera. (SP/99)

Rabu, 20 Agustus 2014

Papua Dalam Bhinneka Tunggal Ika






Bhinneka Tunggal Ika adalah semboyan bagsa Indonesia, yang bermakna meskipun berbeda-beda tetapi pada hakikatnya bangsa Indonesia tetap adalah satu kesatuan. Semboyan ini digunakan untuk menggambarkan persatuan dan kesatuan Bangsa dan Negara Kesatuan Republik Indonesia yang terdiri atas beraneka ragam budaya, bahasa daerah, ras, suku bangsa, agama dan kepercayaan.

Keberagaman penduduk yang ada di Provinsi Papua jika dilihat dan diamati, khususnya di Kabupaten Jayapura dapat dikatakan bahwa kabupaten Jayapura merupakan cermin ke-Bhinnekaan Indonesia.

Bupati Jayapura, Mathius Awoitauw, S.E., M.Si., dihadapan ratusan masyarakat baru-baru ini dalam kegiatan buka puasa menyampaikan Penduduk di Provinsi Papua terdiri dari berbagai macam etnis suku dan agama yang ada di Negara Indonesia, seperti suku-suku dari Pulau Sumatera, Pulau Jawa, Pulau Kalimantan, Pulau Bali, NTT, NTB, Pulau Sulawesi dan Ambon dan kesemuanya hidup dalam kedamaian dan kerukunan. Keberagaman bukan hanya dapat terlihat sebatas perbedaan ciri-ciri fisik saja, tetapi keberagaman ini dapat terlihat dari keyakinan setiap penduduk. Ada penduduk yang menganut agama Kristen Protestan dan Katholik, ada pula penduduk yang memeluk agama lain, seperti agama Islam, Hindu, Buddha dan Konghucu.

Data terakhir menyebutkan Kabupaten Jayapura, kini warga telah mencapai kurang lebih sekitar 200-an ribu lebih. Dari sekian banyak itu, penduduk luar Papua, jumlahnya hampir sama dengan penduduk Pribumi Papua.

Ketua-ketua paguyuban dan masyarakat umum saling menghormati satu dengan lainnya dalam semangat kebersamaan sebagai warga Negara yang baik. Kabupaten Jayapura dari waktu ke waktu bertumbuh secara pesat, baik ekonomi maupun pembangunan tidak terlepas dari peran serta masyarakat multi etnik yang ada di daerah ini. Penduduk Kabupaten Jayapura dari luar Papua yang masuk dan bergabung, menetap menjadi penduduk di daerah ini melalui program transmigrasi, warga transmigrasi berjasa dalam membuka katerisolasian sekaligus mendongkrak naik pertumbuhan ekonomi di Tanah Papua.

Penduduk transmigrasi telah berbaur bersama masyarakat setempat dan menjadi masyarakat kabupaten, sehingga penduduk asli juga wajib menghormati dan menghargai mereka tentunya dalam kerangka Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Kerukunan dan kekerabatan antara penduduk asli Papua dan pendatang yang nota bene adalah warga transmigrasi di Kampung Dosai misalnya, berpuluh-puluh tahun hidup dan berkarya bersama. Setiap kegiatan, masing-masing pemangku kepentingan dan stakeholder dilibatkan, baik penduduk asli maupun yag bukan penduduk asli.(SP/99)

Kamis, 14 Agustus 2014

Enam Putra Papua Termasuk Penerima Penghargaan Presiden



Jayapura ( Berita ) P: Enam putra Papua termasuk penerima penghargaan Bintang Mahaputera Utama dan Bintang Jasa Nararya, yang akan diberikan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono di Istana Negara Jakarta, pada Rabu (13/8).

“Saya salah satu dari enam putra Papua yang akan menerima penghargaan dari Presiden Susilo Bambang Yudhoyono,” kata Franzalberth Yoku, ketika dihubungi dari Jayapura, Papua, Selasa [12/08]malam.

Ia mengatakan kabar gembira itu didapatkan setelah beberapa hari lalu dirinya menerima undangan dari Kementerian Sekretariat Negara.

"Saya terima undangan itu beberapa hari lalu. Ada dua undangan yang saya terima, satunya untuk menghadiri upacara 17-an di Istana Negara, dan satunya lagi untuk menerima penghargaan Bintang Jasa Nararya oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono," ujar Frans yang mengaku sudah berada di Jakarta terkait undangan tersebut.

Bintang Jasa Nararya yang akan saya terima, kata Frans sapaan akrab Fransalberth Yoku, merupakan salah satu penganugerahan tanda kehormatan dari Negara Kesatuan Republik Indonesia atas jasa luar biasa di berbagai bidang yang bermanfaat bagi kemajuan dan kesejahteraan serta kemakmuran bangsa dan negara, secara khusus di Papua.

"Penghargaan ini saya sambut dengan sukacita yang besar. Saya terima atas nama semua anggota keluarga yang ada maupun yang sudah tiada dan semua teman, sahabat, kenalan dan pihak lain yang sempat bersentuhan memberikan dorongan, nasihat, dukungan dalam berbagai bentuk sepanjang perjalanan hidup saya termasuk dari teman-teman di PNG, Australia dan di Pasific Selatan," katanya.

Frans yang pernah maju bertarung untuk menjadi Bupati Kabupaten Jayapura pada dua tahun lalu itu juga menyampaikan selain dirinya juga lima orang lainnya yang akan menerima penghargaan itu.

Pdt Lipiyus Biniluk salah satu komisaris Bank Papua dan Ketua Persekutuan Gereja-Gereja Kristen se-Papua, juga akan menerima penghargaan yang sama yakni Bintang Jasa Nararya.

"Ada juga bapak Nicholas Simione Messet, Nicholas Juowe, Constant Karma yang akan menerima penghargaan yang sama seperti saya. Sedangkan Gubernur Papua Barat Abraham O Atururi akan menerima Bintang Mahaputra Utama," katanya.

Sejak beberapa tahun belakangan ini, Ondofolo Franzalbert Joku, Nicholas Simione Messet dan beberapa tokoh Papua lainnya mewakili pemerintah Indonesia menjalankan diplomasi luar negeri didunia secara intensif khususnya menyangkut isu Papua.
Delapan tahun lalu, tepatnya Januari 2006 Pemerintah Papua New Guinea (PNG) pernah menganugerahi sebuah Bintang Kehormatan "Officer of the Order of Logohu" kepada Ondofolo Franzalbert Joku sebagai rekognisi atas jasa-jasa, prestasi dan pengabdian di bidang Journalistic, Politik dan Pemerintahan.

"Ini suatu prestasi spektakuler kembali diraih putra terbaik Papua yakni Ondofolo Franzalbert Joku bersama lima orang lainnya," kata Engel Ayomi salah satu pemuda Papua yang dihubungi secara terpisah, terkait penghargaan tersebut. Keenam putra Papua itu akan menerima penghargaan bersama sejumlah tokoh nasional lainnya di Istana Negara Jakarta. (ant )



Sumber: http://beritasore.com
 

Entri Populer