JAYAPURA—Sesuai dengan namanya, Unit
Percepatan Pembangunan Papua dan Papua Barat (UP4B), berbagai aspek
kehidupan masuk dalam bidang mereka, termasuk juga pendidikan.
Kepala
UP4B Bambang Darmono mengklaim pihaknya telah berhasil mendorong
berbagai program yang muaranya pada peningkatan kualitas Sumber Daya
Manusia Orang Asli Papua. Salah satunya dengan pengadaan tenaga pengajar
pendidik, khususnya bagi kawasan pegunungan.
“Tahun ini (2013) kita
berhasil mendorong meningkatkan jumlah tenaga pengajar di wilayah
pedalaman yang semula hanya 500 orang, kita dorong menjadi 1000,” ungkap
Bambang.
Dari jumlah seribu, ternyata Kementerian Pendidikan hanya bisa menampung 877 orang tenaga pengajar berijazah sarjana.
Namun
ketika penyebaran tenaga pengajar akan dilakukan di kawasan pegunungan,
ada gangguan keamanan yang terjadi, akibatnya 200 orang tenaga pengajar
yang tadinya telah bersedia di tempatkan di wilayah pedalaman
mengurungkan niatnya.
“Makanya saya bilang ada program stabilitas
keamanan yang belum menunjang percepatan, ada 200 orang yang terpaksa
kita geser,” cetus Bambang ketika memaparkan hasil kerja UP4B selama dua
tahun kepada wartawan di kantornya, Jumat (10/01) lalu.
Meski begitu, dengan telah bertambahnya jumlah guru yang bersedia
mengajar di kawasan pedalaman, Bambang mengaku dirinya sedikit berlega
hati, walau dirinya berjanji akan terus mengupayakan penamabahan jumlah
pengajar di Papua.
Keberadaan perundang-undangan yang mengatur
seorang guru haruslah lulusan sarjana, coba diakalinya dengan melakukan
pendekatan ke Kementerian Pendidikan, karena meski telah memenuhi
kriteria tersebut, kehadiran guru yang didatangkan dari luar untuk
mengajar di pedalaman tidak pernah optimal.
“Kita sedang merintis
sebuah program khusus yang telah disetujui oleh Kementerian Pendidikan
dan Kebudayaan tinggal kita mengimplementasikannya. Anak-anak SMA yang
ada di daerah tersebut bisa kita manfaatkan untuk menjadi guru dan akan
kita angkat menjadi PNS, steelah kita angkat menjadi PNS kita siapkan
dia menjadi guru,” ungkap Bambang.
Hanya saja mereka yang lulusan SMA dan akan dipersiapkan menjadi guru akan mengajar pada tingkatan Sekolah Dasar.
Harapannya
dengan pengangkatan orang asli setempat, selain ia akan kerasan karena
bekerja di tempat asalnya, ia juga bisa menggelorakan minat sekolah bagi
masyarakat setempat.
Konesp ini ditegaskan Bambang telah disepakati
dan akan segera ditindaklanjuti dengan menjabarkannya dalam sebuah
aturan tertulis sehingga ada dasar hukum yang kuat untuk
implementasinya.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Entri Populer
-
Kelompok Sipil Bersenjata (KSB) berulah kembali diwilayah Ilaga Puncak Jaya, Papua yang mengakibatkan tewasnya putra terbaik asal Pa...
-
Perayaan HUT RI Ke-69 mendatang akan tampak berbeda. Pemerintah Provinsi Papua dalam perayaan HUT RI ke-69 Ta. 2014 mendatang akan...
-
Dalam 10 tahun terakhir ini banyak kemajuan kekuatan dan persenjataan TNI berkembang sangat signifikan sejalan dengan kebijakan Presi...
-
Tarian Yosin Pancar (Yospan) merupakan tarian khas dari Papua. Tarian Yospan dipersembahkan untuk menyambut raja-raja di Papua, masyara...
-
Pemerintah Provinsi Papua dalam perayaan HUT RI ke-69 Ta. 2014 mendatang akan membuat gebrakan yang berbeda, satu juta bendera Mera...
-
Pasca penangkapan Enggaranggo Wenda alias Rambo Wenda (27) yang merupakan Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) di sebuah Hotel di Wam...
-
Sejumlah posisi jabatan di jajaran Polda Papua, kembali diserah terimakan. Upacara serah terima jabatan dipimpin langsung Kapolda Papua, ...
-
Mayjen TNI Fransen G. Siahaan resmi menjabat sebagai Panglima Kodam XVII/Cenderawasih, Upacara Serah Terima Jabatan Pangdam XVII/Cend...
-
Masyarakat Papua yang berada di Kampung Kogoyaman Distrik Nambioman Bapai Kabupaten Mappi sangat mengharapkan kehadiran TNI, melalu...
-
Pasca kerusuhan yang terjadi di Distrik Karubaga Kabupaten Tolikara pada Jumat, 17 Juli 2015 bertepatan dengan perayaan hari raya Idu...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar