Senin, 16 Februari 2015

Lagi-Lagi Masyarakat Papua Diadu



Tidak bisa menjelaskan kepada Masyarakat Papua dan menutupi kinerja yang tidak profesional Gubernur Papua Lukas Enembe berlindung dibalik gagalnya Draf Otsus Plus dalam Prolegnas DPR RI Tahun 2015. Rakyak Papua diadu dengan Pemerintah Pusat, untuk menciptakan situasi di Papua tidak aman. 

Untuk menciptakan situasi yang tidak kondusif di Bumi Cenderawasih itu sudah biasa, mengingat dalam waktu dekat Presiden RI Joko Widodo akan hadir ditengah-tengah masyarakat Papua. Menggagalkan kunjungan Presiden RI Joko Widodo berbagai cara dilakukan. 

Presiden RI Joko Widodo akan menghadiri Kongres Nasional ke-14 Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI) yang direncanakan akan diselenggarakan pada 24-28 Februari 2015 mendatang di Kota Jayapura. Masyarakat Papua menyambut kedatangan Bapak Joko widodo.

Selayaknya Gubernur Papua Lukas Enembe bisa bersikap bijaksana menjelaskan kepada masyarakat Papua tentang kinerja yang dilakukan selama menjabat menjadi Gubernur, bukannya mengadu masyarakat Papua untuk menciptakan situasi yang tidak kondusif untuk menolak kedatangan Presiden RI Joko Widodo.

Mengancam menutup kantor pemerintahan dengan alasan menunggu surat dari Majelis Rakyat Papua (MRP) berdalih pemerintah pusat tidak menyetujui Draf Otsus Plus. Presiden RI Joko Widodo akan berdialog dengan masyarakat Papua, Presiden berjanji akan sering berkunjung ke Papua dan hadir ditengah-tengah masyarakat serta mendengarkan secara langsung kendala-kendala yang dihadapi masyarakat. Program Pemerintah pusat mensejahterakan masyarakat bukan memperkaya pejabat daerah.

Diharapkan masyarakat jeli dan tidak terpancing asutan-asutan yang akan merugikan masyarakat Papua. Pemerintah pusat sangat mengedepankan kepentingan Rakyat, memperhatikan kesejahteraan dan hadir ditengah-tengah masyarakat untuk menyelesaikan masalah yang terjadi guna menjaga keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia. (SP/99)

Jumat, 06 Februari 2015

Umat Tuhan di Tanah Papua Yang Masih Jauh Dari Terang (Injil) dan Masih Berada Dalam Kegelapan (Dikuasi Iblis) Agar Segera Bertobat


Pekabaran Injil (HPI) ke-160 di Tanah Papua merupakan momentum bersejarah bagi umat Kristiani di Tanah Papua. Masuknya injil di tanah Papua ini merupakan hari yang sangat berbahagia, bukan hanya umat Kristiani, tetapi seluruh masyarakat yang ada di tanah Papua. Dengan nama Tuhan, pada 5 Februari 160 tahun silam, dua penginjil dari Jerman yaitu Ottow dan Geisler menginjakkan kaki di Pulau Mansinam, Manokwari, Papua.


Peradapan di Papua terjadi melalui dua penginjil tersebut, peradaban dimana kuasa kegelapan diperangi dan rakyat Papua dibawah dalam terang kebenaran Injil Allah. Menysukuri terang kebenaran Injil, ribuan umat Tuhan dari berbagai kalangan mengikuti ibadah syukur Peringatan Hari Pekabaran Injil (HPI) ke-160 di Stadion Mandala Kota Jayapura.

Kegiatan ibadah dimeriahkan dengan tarian-tarian khas Papua dengan diiringi puji-pujian yang dibawakan oleh umat Tuhan dengan memuliakan kebesaran kasih Tuhan. Dalam kesempatan tersebut DR. Edward Ildefonso sebagai pengkhotbah menyampaikan khotbah yang diambil dari Injil Matius, 10 : 5, menegaskan, Papua Jesus Love You. Kita semua dipanggil untuk melayani Tuhan, memberitakan Injil Allah dan memuridkan orang untuk menjadi murid Allah dan tidak boleh menyimpang dari Firman Allah. Perintah Yesus, yang wajib dilaksanakan. “Yesus berkata, kepada murid-muridnya, pergilah beritakan Injil keselamatan Allah kepada semua orang, baptislah mereka dengan Roh Kudus, dan Aku menyertai Engkau sampai akhir massa.

Umat Tuhan di Tanah Papua masih banyak melakukan perbuatan dosa dan hidup tidak percaya kepada Allah, hidup mereka masih jauh dari perintah Injil. Masih ada masyarakat Papua yang berbeda pandang yang tergabung dalam kelompok kriminal bersenjata (KKB) yang masih berada di hutan yang selalu meresahkan dan menggangu masyarakat serta mengacau keamanan. Hal tersebut yang tersebut yang membuat banyak persoalan sosial, kasus-kasus kekerasan dan kejahatan. Kondisi ini membuat kehidupan umat Tuhan tidak diberkati.

Umat Tuhan di Tanah Papua agar segera bangkit, sadar dan jangan takut menjadi murid Allah dan pergi memberitakan Injil. Sebab Injil adalah kekuatan Allah. Injil merupakan penyelamat umatnya. Orang yang tidak percaya akan keagungan Yesus, maka Yesus akan datang sebagai Hakim yang Agung, yang akan memisahkan orang yang percaya dan orang yang tidak percaya, lalu diadili. KKB adalah kelompok-kelompok yang tidak diakui dan tidak percaya akan keagungan Yesus, maka segeralah bertobat dan kembali kejalan yang benar, jadilah murid Allah dan beritakan Injil di Tanah Papua dalam bingkai Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Dalam kesempatan tersebut, Ketua Forum Komunikasi Kerukunan Antar Umat Beragama (FKUB) Provinsi Papua, Pdt. Lipiyus Biniluk, S.Th., menyampaikan bahwa kebesaran Tuhan luar sangat luar biasa, di Papua ada 250 suku dan ribuan suku di dunia dipersatukan oleh kuasa Injil. Untuk Papua, patut kita bersyukur, karena melalui Ottow dan Geisler, Tanah Papua mengenal Injil. Kepada semua orang yang hidup diatas Tanah Papua, mari membangun Tanah Papua dengan kasih kebersamaan, bekerja dengan tulus ikhlas, jujur dan tinggalkanlah sifat yang merugikan orang lain. Injil itu tidak membawa agama, tapi membawa kedamaian dan keselamatan bagi semua suku bangsa.

Dalam sambutan Gubernur Provinsi Papua, Lukas Enembe, S.IP., M.H yang dibacakan Wakil Gubernur Papua, Klemen Tinal, S.E., M.M., menyampaikan bahwa setiap orang yang tinggal di Papua, harus menjadi orang Papua, tanpa melihat dari mana asalnya. Saudara-saudara yang datang dari luar Papua, saudara bukan lagi pendatang, tapi saudara adalah orang Papua. Masyarakat Papua harus bersyukur, karena kita sudah dimerdekakan oleh Allah dan menjadi bagian dari Negara Kesatuan Republik Indonesia yang tidak terpisahkan. Semua harus bersatu untuk membangun Tanah Papua dalam bingkai NKRI, menuju tanah Papua yang bangkit, mandiri dan sejahtera di segala aspek kehidupan. Setiap orang harus merasa bebas, merasa aman, bebas dari intimidasi, bebas dari perbudakan, tidak mengenal tuan dan budak di tanah Papua.


Diharapkan dengan perayaan ibadah syukur Peringatan Hari Pekabaran Injil (HPI) ke-160 di Tanah Papua dapat memberikan terang kebenaran Allah kepada seluruh masyarakat Papua. Dengan keagungan Yesus semoga saudara-saudara yang tergabung dalam kelompok kriminal bersenjata (KKB) yang masih berada di hutan agar terbuka mata hatinya dan bertobat, turun dari hutan dan bergandeng tangan membangun Papua dalam bingkai NKRI menuju Papua Bangkit, Mandiri dan Sejahtera. (SP/99)

Entri Populer